Kamus
webster mendefinisikan cinta sebagai perasaaan sentimental yang muncul dari
akal karena tersulut sebuah keindahan atau penilaian dari jenis apapun. Cinta
adalah corak kehormatan, kesucian, dan kebenaran. Cinta juga kunci rahasia
menuju kehidupan yang jauh lebih baik. Cinta memang sudah kita miliki, namun
bagaimanakah cinta itu bisa berkembang?.. Bertemu dengan seseorang yang mampu
menarik hati, menunjukkan raut wajah yang berbeda dan keinginan untuk lebih
dekat dengannya sehingga terjadilah perkenalan diantara keduanya, yang pada
akhirnya berlanjut pada sebuah hubungan percintaan. Dunia tampak lebih indah
ketika sedang jatuh cinta. rasanya seperti ada tongkat sihir yang menyentuh
semesta yang menambah kegemerlapannya dengan mantera-mantera memikat.
Jika
diatas telah membahas sedikit tentang arti cinta, selanjut pembahasan terkaitnya
cinta dan pernikahan.
A. BAGAIMANA MEMILIH PASANGAN
Memilih pasangan itu tak semudah
membeli cabe dipasar sayur, benyak persoalan yang harus dipertimbangakan.
Dalam memilih pasangan hidup, baik
bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling
tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu harus benar-benar diperhitungkan
ketika memilih pasangan yang baik. Bila ingin pintar, seseorang harus rajin
belajar, bila ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula tentang pasangan
hidup. Bila menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita juga harus baik.
Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan
pengorbanan. Segala sesuatu ada harga-nya termasuk bila ingin mendapatkan
pasangan hidup yang baik. Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita-cita
untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri harus baik.
Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter dan derajat
mereka masing-masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang baik pula,
begitu pula sebaliknya.
Banyak orang yang pikirannya terlalu
pendek dalam perkara ini sehingga gagal dalam pernikahannya. Prinsipnya adalah
jika kita hanya berpedoman pada hal-hal yang sifatnya duniawi (kecantikan dan
kekayaan) maka akan sangat sulit dalam menjalani hari-hari berumah tangga
nantinya. Karena semua itu sifatnya hanya sementara dan sangat mudah berubah.
Jadi, jika jatuh cinta hanya karena melihat dari segi kecantikan/ketampanan dan
atau kekayaan, maka cinta tersebut akan sangat mudah berkurang bahkan hilang.
Jika kita memang cinta pada seseorang maka lahirlah ketampanan/kecantikan,
bukan sebaliknya. Berikutnya adalah tentang masalah fisik. Banyak yang berkata
bahwa wanita cantik hanya pantas untuk laki-laki tampan, begitu pula
sebaliknya. Dan apa yang terjadi ketika teman kita yang mungkin tak begitu
cantik mendapatkan suami yang tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan
protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas dan kitalah yang lebih pantas.
Inilah yang menutupi rezeki kita. Perasaan iri dan dengki menutupi rezeki kita untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Orang yang hatinya dipenuhi penyakit hati biasanya akan memancarkan aura negatif. Sebaliknya, orang yang hatinya bersih maka aura positiflah yang akan terpancar keluar dari dalam jiwanya. Tentunya siapa pun pasti akan lebih memilih orang yang memiliki aura positif daripada negatif.
Lalu, mengingat pernikahan itu adalah
sebuah investasi jangka panjang maka kita juga harus melihat calon pasangan
kita dalam jangka panjang. Bolehlah jika dia saat ini belum sukses, belum kaya,
belum pintar, tetapi ketika ada potensi di masa depan dia akan menjadi lebih
baik maka mengapa tidak??? Daripada kita hanya melihat kondisi dia saat ini
tetapi di masa depan justru punya potensi akan meninggalkan kita. Betapa banyak
wanita yang menikah hanya karena melihat prianya saat ini tampan dan betapa
banyak wanita yang menikah karena hanya melihat wanitanya saat ini cantik.
Mereka tidak sadar bahwa 10 tahun lagi bisa jadi ketampanan/kecantikan tersebut
sudah pudar.
Adapun bila kita dihadapkan suatu
pilihan lebih dari satu, tentu sewajarnya seorang akan memilih yang terbaik
baginya, meskipun pilihan terbaik baginya tidak selalu identik dengan pilihan
yang terbaik bagi umum, karena seseorang tentu memiliki pertimbangan yang
sangat khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Maka, ketika sedang memilih calon
pasangan , bukalah mata lebar-lebar. Lihatlah dia secara utuh. Kumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya tentang dia, terutama kekurangannya. Karena saya
yakin, kelebihan dari pasangan akan dengan mudah kita terima tetapi kekurangan?
Tanyakanlah pada diri sendiri, mumpung belum akad nikah, apakah siap menerima
kekurangan-kekurangan tersebut?
Terakhir, lihatlah dia tidak hanya di
masa sekarang tetapi juga potensinya di masa depan. Tahukah kalian bedanya
anak-anak dan dewasa? Anak-anak hanya berfikir apa yang ada sekarang sementara
orang dewasa berfikir lebih jauh ke depan. Pernikahan adalah urusannya orang
dewasa maka berfikirlah dewasa.
B.
Seluk-beluk hubungan dalam perkawinan
Pada umumnya salah satu tanda kegagalan suami-istri dalam mencapai
kebahagiaan perkawinan adalah perceraian. Perceraian adalah akumulasi dari
kekecewaan yang berkepanjangan yang disimpan dalam alam bawah sadar individu.
Adanya batas toleransi pada akhirnya menjadikan kekecewaan tersebut muncul
kepermukaan, sehingga keinginan untuk bercerai begitu mudah.
Masalah
diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain:
· Kesulitan ekonomi keluarga yang
kurang tercukupi.
·
Perbedaan watak.
·
Temperamen dan perbedaan kepribadian yang sangat tajam
antara suami dan istri.
·
Ketidakpuasan dalam hubungan seks.
·
Kejenuhan rutinitas.
· Hubungan antara keluarga besar
yang kurang baik.
· Adanya istilah WIL (wanita idaman
lain) atau PIL (pria idaman lain).
·
Masalah harta warisan.
· Menurunnya perhatian kedua belah
pihak.
·
Domonasi dan intervensi orang tua atau mertua.
· Kesalahpahaman antara kedua belah
pihak.
Dari salah satu masalah diatas yaitu kesalahpahaman
yang menyebabkan pasangan menjadi tersinggung, sehingga terkadang memicu adanya
perceraian, merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga.
Karena kesalahpahaman itulah yang terkadang pasangan enggan untuk membuka
komunikasi dengan pasangannya yang kemudian menimbulkan misskomunikasi. Tanpa
mereka sadari dengan keadaan seperti itu malah akan membuat mereka sulit dalam
menghadapi problem apapun. Komunikasi yang intern dan baik akan melahirkan
saling keterbukaan dan suasana keluarga yang nyaman.
Allah juga memerintahkan kepada suami-istri untuk selalu berbuat baik.
Suami dan istri sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan
selesai dengan sendirinya, asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang.
Allah juga memerintahkan kepada suami-istri untuk selalu berbuat baik.
Suami dan istri sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan
selesai dengan sendirinya, asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang.
Namun kenyataannya masalah yang didiamkan bukan
membaik, malah memburuk seiring berjalannya waktu yang lama. Kejengkelan makin
menumpuk dan penyelesaian makin jauh di mata, kareana masalah menjadi seperti
benang kusut dan tidak tahu lagi harus memulainya dari mana. Tabungan cinta
cenderung menyusut seiring dengan berkecamuknya masalah dengan berkurangnya
cinta dan kasih sayang, berkurang pulalah semangat untuk menyelesaikan masalah.
Pada akhirnya ketidakpedulian menggantikan cinta dan makin menyesuaikan diri
dalam kehidupan yang tidak sehat ini. Dengan kata lain antara suami dan istri
sudah menemukan cara yang efektif untuk menyelesaikannya tapi tidak dilakukan
sehingga dapat menimbulkan perceraian.
C. PENYESUAIAN DAN PERTUMBUHAN DALAM
PERKAWINAN
Dimanapun keberadaan seseorang pada
mulanya membutuhkan penyesuaian diri terlebih dahulu. Begitu pun dengan
penyesuaian dalam sebuah hubungan. Setelah seseorang menikah, dalam
kehidupannya kini tidak hanya sendiri melainkan ada pasangan yang menemani.
Membangun rumah tangga yang harmonis itulah tugas setiap pasangan yang telah
menikah. Mereka juga membutuhkan adaptasi untuk lebih peka terhadap perasaan
pasangannya. Kalau dulu mereka hanya mengetahui sifat dari masing-masingnya,
kini mereka yang telah menikah dituntut agar mampu bersikap toleransi dan sikap
saling memahami serta mengerti sifat, sikap, dan hal-hal yang disukai maupun
tidak disukai oleh pasangannya.
Fase kehidupan juga merupakan
pertumbuhan dari sebuah pernikahan. Menyatukan dua pribadi yang berbeda untuk
terciptanya sebuah penyatuan yang didasarkan atas nama cinta. Segala bentuk
persoalan yang pada mulanya membutuhkan bantuan baik dari keluarga dan orang
tua, sehingga seiring berjalannya waktu karena telah tumbuhnya kedewasaan yang
lebih dan telah terbiasanya mereka hadapi, membuat keduanya menjadi kuat
dan mampu mengadaptasikan diri dalam kehidupan berkeluarga. Tidak lagi
bergantung dan menyerahkan persoalan kepada orang lain, tetapi akan
menyelesaikannya bersama dengan pasangannya. Hal itu juga mampu berjalan dengan
baik karena adanya komunikasi dan intensitas pertemuan yang sering mereka
lakukan. Tidak hanya ketika mereka dirumah maupun diluar rumah, terlebih jika
kedua-duanya berkarir dalam dunia kerja.
D. PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI
Menikah Kembali setelah perceraian
mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan
mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan
sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami.
Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu
untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang
untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda
pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa
anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai manusia, kita memang
mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang
baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode
tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang
sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya.
Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat
manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan
kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya,
hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam
pernikahan.
Esensi dalam pernikahan adalah
menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan
pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin sukses dalam pernikahan
baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan
masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi
pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang
lebih baik.
E. SINGLE LIFE
Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan.
pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang
Sebuah Pilihan??
Ada banyak
alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup,
kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang
cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan
lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk
menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti
karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk
menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah
pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap
hidup melajang.
Persepsi
masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman,
juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang,
mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria
maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup
menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang
paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin
kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati
kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi,
tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan.
Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak
perusahaan lebih memilih karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi
posisi tertentu. Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi
terhadap pekerjaan. Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak pria
menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat
prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus
pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh.
Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota
dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan
kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa
kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara,
perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan
memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil
keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang
mengatakan seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin
mendapat pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan
adalah untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita
dengan seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada
menikah akhirnya berakhir dengan perceraian.
Lajang pun
lebih mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan
dapat melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas
untuk melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang
biasanya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan
teman-teman yang berusia sama dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika
diundang ke pernikahan kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun
datang, mereka berusaha untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang
dan sesama pelajang. Hal ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana
dari kerabat yang seusia dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul?
Sudah ada calon? Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk
dijawab oleh pelajang.
Seringkali,
pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila
saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar.
Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak
tidak berat jodoh.
Tidak dapat
dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki
pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran
yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka
belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka
untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang
adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati
hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah
menemukan seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan
melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah
pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu
jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu
bersama di hari tua.
Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar