Jumat, 29 Maret 2013

penyesuaian diri dan pertumbuhan



penyesuaian diri ( adaptasi )

Penyesuaian diri yang baik (good adjustment) adalah apabila seseorang menampilkan respon yang matang, efisien, memuaskan, dan wholesome. Yang dimaksud dengan respon yang efisien adalah respon yang hasilnya sesuai dengan harapan tanpa membuang banyak energi, waktu atau sejumlah kesalahan. Wholesome maksudnya adalah respon yang ditampilkan adalah sesuai dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan sesama manusia, dan hubungannya dengan Tuhan.
Penyesuaian diri bersifat relatif, karena tidak ada orang yang mampu menyesuaikan diri secara sempurna. Alasan pertama penyesuaian diri bersifat relatif adalah melibatkan kapasitas seseorang dalam mengatasi tuntutan dari dalam dan dari lingkungan. Kapasitas ini bervariasi antara setiap orang, karena berkaitan dengan kepribadian dan tingkat perkembangan seseorang. Kedua adalah karena kualitas penyesuaian diri bervariasi antara satu masyarakat atau budaya dengan masyarakat atau budaya lainnya. Dan terakhir adalah karena adanya perbedaan-perbedaan pada setiap individu, setiap orang mengalami masa naik dan turun dalam penyesuaian diri.
Proses penyesuaian diri pada manusia tidaklah mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus dihadapkan pada pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian diri ini merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup manusia. Manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru, mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru yang dihadapi
Penyesuaian diri (Adaptasi) adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
 - memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
 - mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
 - mempertahankan hidup dari musuh alaminya. bereproduksi.
 - merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Jenis adaptasi
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu:
  • Adaptasi Morfologi
Adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya.
  • Adaptasi Fisiologi
Adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan pemamahbiak
  • Adaptasi Tingkah Laku
Adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara.


Pertumbuhan Personal
Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.

Setiap individu memiliki naluri yang secara tidak langsung individu dapat memperhatikan hal-hal yang berada disekitarnya apakah  hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam  masyarakat yang memiliki suatu  norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang tidak disiplin yang dalam menerapkan aturan-aturannya maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang tidak disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang cuek maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang cuek.

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu

Faktor genetik

Faktor keturunan — masa konsepsi Ø 
Ø  Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Ø  Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi Ø   dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

Faktor eksternal / lingkungan

Ø  Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
Ø  Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya 

Dari semua faktor-faktor  di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

a. Aliran asosiasi
perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.

b. Psikologi gestalt
pertumbuhan adalah proses  perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.

c. Aliran sosiologi
Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.

Sumber:
Yusuf,S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

teori kepribadian sehat



A. Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tengtang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual.
Dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis.
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
- Id merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.

- Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
- Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Freud mengumpamakan pikiran manusia sebagai fenomena gunung es. Bagian kecil yang tampak diatas permukaan air menggambarkan pengalaman sadar, bagian yang jauh lebih besar di bawah permukaan air yang menggambarkan ketidaksadaran aeperti impuls, ingatan. Nafsu dan hal lain yang mempengaruhi pikiran dan perilaku.
Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi,sifat,komponen,prinsip kerja,dinamisme,dan mekanismenya sendiri,namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit(tidak mungkin)untuk memisah-misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia.Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari interaksi diantara ketiga sistem tersebut,jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis:
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan

B. Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu. Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.

Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyekti

Menurut Humanistik:

Aliran ini berkembang pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.

http://debu-community.blogspot.com/2012/04/teori-kepribadian-sehat-menurut.html
Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.

konsep sehat



Konsep sehat

Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial.

Sejarah kesehatan mental

Sejarah kesehatan mental ini tidak sejelas sejarah ilmu kedokteran. Terutaman karena masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan dilihat.  Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat dengan relative mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi, sampai anggota keluarganya sendiri. Karena mereka sehari-hari hidup bersama hingga tingkah laku yang mengidentifikasi gangguan mental,dianggap sudah biasa.
Kata kunci kesehatan mental adalah :
·         Dukun
·         Supranatural
·         Roh
·         Sihir
·         Irasional
·         Therapeutic optimism
·         Therapeutic pessimism
·         Sakit mental

Pandangan masyarakat saat itu menganggap bahwa oyang yang mengalami gangguan mental adalah karena mereka di masuki oleh roh-roh yang ada disekitar. Mereka dianggap melakukan kesalahan kepada roh-roh atau menjadi medium dari roh-roh untuk menyatakan keinginannya. Oleh karna itu, mereka sering kali tidak dianggap sakti, sehingga mereka di singkirkan di buang serta masih mendapatkan tempat dalam masyarakat.
Sejarah kesehatan mental di Eropa, khususnya Inggris, agak sedikit berbeda. Sebelum abad ke-17 orang gila disamakan dengan penjahat/ kriminal sehingga mereka dimasukkan ke dalam penjahat.
John Loeke dalam tulisannya yang berjudul An Essay Concerning Understanding, menyatakan bahwa terdapat derajat kegilaan dalam diri sendiri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salaha dan tidak masuk akal secara terus menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tepat. Pandangan john Locke ini bertahan di Eropa sampai abad ke-18.
Berdasarkan sejarah kesehatan mental disimpulkan bahwa ternya pandanga masyarakat terhadap apa yang disebut sebagai sakit mental/ sakit jiwa/ gangguan mental ternya berbeda-beda dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Sejarah kesehatan mental merupakan cerminan pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Ada beberapa pandangan masyarakat terhadap gangguan mental di dunia barat,antara lain:
ð  Akibat kekuatan supranatural
ð  Dirasuki oleh roh/ setan
ð  Dianggap kriminal karena memiliki derajad kebinatangan yang besar
ð  Dianggap sakti
ð  Merupakan reaksi terhadpa tekanan/stress, merupakan perilaku maladatip
ð  Melarikan diri dari tanggung jawab

Pendekatan Kesehatan Mental
~          Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik artinya tidak ada keluhan fisik. Sedang sehat mental artinya tidak ada keluhan mental.
Sehat atau tidaknya seseorang secara mental belakangan ini lebih ditentukan oleh kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Orang yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat digolongkan sehat mental. Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak sehat mental.
Dengan menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga pada hubungan antara individu dengan lingkungannya. Seseorang yang dalam masyarakat tertentu digolongkan tidak sehat atau sakit mental bisa jadi dianggap sangat sehat mental dalam masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang absolut.
 ~          Orientasi Penyesuaian Diri
penyesuaian diri merupakan dasar bagi penentuan derajat kesehatan mental seseorang. Orang yang dapat menyesuaikan diri secara aktif dan realistis sambil tetap mempertahankan stabilitas diri mengindikasikan adanya kesehatan mental yang tinggi pada dirinya. Sebaliknya mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri secara aktif, tidak realistik dan tidak stabil dirinya menunjukkan rendahnya kesehatan mental pada dirinya. Dengan kata lain kemampuan penyesuaian diri merupakan variabel utama dalam kesehatan mental. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peningkatan derajat kesehatan mental setara dengan peningkatan kemampuan penyesuaian diri yang aktif, realistik disertai dengan stabilitas diri. Kemampuan penyesuaian diri idealnya dilatih dan dibina sejak kecil
Dalam banyak literatur psikologi kesehatan, pengembangan diri dan kemampuan penyesuaian diri merupakan salah satu indikasi dari kepribadian yang sehat. Kita dapat melihat di antaranya dalam uraian-uraian Gordon W. Allport, Carl Rogers, Abraham Maslow dan Viktor Frankl. Pemikiran mereka menegaskan bahwa pribadi yang sehat selalu ditandai dengan keinginan untuk tumbuh dan berkembang, berorientasi  ke masa depan sambil tetap realistis dan mampu melakukan inovasi bagi diri serta lingkungannya. Artinya perbaikan kemampuan penyesuaian diri tidak hanya perlu dilakukan pada mereka yang mengalami gangguan mental tetapi juga pada siapa saja.
 ~          Orientasi Pengembangan Potensi
Mewujudnyatakan potensi seperti bakat, kreativitas, minat dan lain-lain dalam diri individu. Pelepasan sumber-sumber yg tersembunyi dari bakat, kreativitas, Energi dan dorongan (Schultz, 991). Dibutuhkan fokus yang lebih untuk mencapai arah tujuan atau potensi diri yang lebih dikembangkan. Pengembangan potensi ini juga dipengaruhi peranan keluarga, sekolah dan masyarakat. Juga adanya kesempatan yang diberikan lingkungan pada individu baik yang potensinya masih tersembunyi maupun yang sudah ditemukan.


https://agnesdevia.wordpress.com/tag/pendekatan-kesehatan-mental/
http://jupikaimam.blogspot.com/2012/03/sejarah-kesehatan-mental.html