adalah suatu
kondisi atau keadaan bagaimana cara kita mengenali diri kita terhadap
lingkungan sekitar, apakah kita sudah mengetahui siapa diri kita dan apa hal
yang terbaik yang prenah kita lakukan. Contoh orang yang tidak memiliki
interpersonal yaitu gampang emosi, marah yang meledak ledak dan mudah putus asa
atau tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dapat merubahnya lebih
baik. Orang yang mempunyai banyak teman dan dapat menjadi orang yang fleksibel
adalah orang yang mampu membaca situasi disekitarnya dan dapat beradaptasi
dengan lingkungan. Tapi ada definisi lain
berdasarkan sumber yang tepat dan benar tentang hubungan interpersonal. Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan relationship.
A.
Model-model hubungan interpersonal
Ada 4 model hubungan interpersonal yaitu meliputi :
1. Model
pertukaran sosial (social exchange model)
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
2. Model
peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
3. Model
permainan (games people play model)
Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
• Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
• Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional)
• Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan). Pada interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua).
Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
• Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
• Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional)
• Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan). Pada interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua).
4. Model
Interaksional (interacsional model)
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
B.
Memulai Hubungan
1.
Pembentukan.
Tahap ini
sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan
hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang
permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi
dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas,
sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah
dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari
meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan
sebagainya.
Menurut Charles
R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh
kategori, yaitu:
a) informasi demografis.
b) sikap dan pendapat (tentang orang atau
objek).
c) rencana yang akan datang.
d) kepribadian.
e) perilaku pada masa lalu.
f) orang lain
serta,
g) hobi dan minat.
2. Peneguhan
Hubungan.
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a)
keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang antara komunikan dan komunikator).
b)
Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak
yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam
komunikasi tersebut).
c)
respon yang tepat (feedback atau umpan balik
yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga
komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d)
nada emosional yang tepat (keserasian suasana
emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
C. Intimacy dan Hubungan pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih.
Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami
kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian sebagai
elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan
emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu
bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan
yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang
merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu
merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala
hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran
pasangan hidup sisinya.
Dalam
suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan
intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan
atau mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan
maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan
langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak merasakan
kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubungan
tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang
harmonis dan langgeng.
Komunikasi
yang selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan saling terbuka pun menjadi
modal yang cukup untuk membina hubungan yang harmonis. Maka jangan kaget
apabila komunikasi kita dengan pasangan tidak berjalan dengan mulus atau selalu
terjaga bisa jadi hubungan kita akan terancam bubar atau hancur. Tentu saja itu
akan menyakitkan hati kita dan setiap pasangan di dunia ini pun tidak pernah
menginginkan hal berikut.
D. Intimasi dan pertumbuhan
Apapun
alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah
cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti
proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah
kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita
kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun
menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita.
Keinginan
setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati,
dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi
tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan
dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk
bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
(1) kita
tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
(2) kita
tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita
tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang
rahasia.
(4) kita
dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
(5) kita
memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .
Sumber
·
Aronson
,Elliot .(2005).social psychology
.upper saddle river :person prentice hall
·
Hall, S
Calvin., Lindzey , Gardner., (2009). teori - teori psikodinamika,
yogyakarta:kanisius
·
Jalaluddin
Rakhmat (1998): Psikologi Komunikasi, Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset,
Bandung.
·
Supratiknya, A. (1995).
Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta:
kanisius
·
Widyarini, M. M. Nilam.
2009. Seri Psikologi Populer: Membangun
Hubungan Antar Manusia. Jakarta: Elex Media Komputindo
·
Oliver, Sandra, 2001,
Strategi Public Relations. Jakarta : Erlangga
·
Roberts, Albert R. & Greene Gilbert J. 2008. Buku 1 Pintar Pekerja Sosial. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
·
Hoerr, Thomas R. 2007. Buku Kerja
Multiple Intelligences. Bandung:
PT Mizan.
·
Ivancevich, John.
M, dkk. 2008. Perilaku dan
Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga
·
Dariyo,
A. 2001. Psikologi Perkemb Dewasa
Muda (CB). Grasindo
·
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok:
Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar