Senin, 29 April 2013

STRESS


1.   Pengertian Stress
a.   Menurut Hans Selye, “stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya” (Pusdikes,Dep.Kes.1989)
b.   ‘Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)” Dadang Hawari.2001
c.   Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang (Soeharto Heerdjan,1987)
d.   Secara umum yang dimaksud stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang dapat menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi dan lain-lain
e.   Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu yang dapat mengganggu keseimbangan kita (Maramis,1999)
f.    Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) bahwa yang dimaksud stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut.

2.   Penyebab Stress
Timbulnya stress pada seseorang diawali dengan adanya stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan yang disebut dengan stressor. Stressor menunjukan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa saja kebutuhan fisiologis psikologis sosial, lingkungan, perkembangan spiritual atau kebutuhan kulturan (Potter & Perry,1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stress diantaranya:
a.   Faktor biologis, herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofsiologik dan neurohormonal
b.   Faktor sosio kultural, perkembangan kepribadian, pengalaman dan kondisi lain yang mempengaruhi.
Macam-macam stressor:
a.   Stressor internal
Berasal dari dalam diri seseorang
b.   Stressor eksternal
Berasal dari luar diri seseorang
Karakteristik Stressor:
a.   Makna stressor
Bila stressor tersebut bermakna dalam hidup individu tersebut maka responnya akan besar
b.   Lingkup stressor
Bila stressornya luas, maka responnya akan besar
c.   Lamanya stressos
Bila stressor tersebut lama maka responnya akan besar
d.   Jumlah stressor
Bila stressor yang ada bermacam-macam dalam waktu yang sama maka responnya akan besar
e.   Kuatnya stressor
Makin kuat stressor dirasakan maka makin tinggi pula responnya.
Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor (Kozier & Erb,1983 dikutip Keliat B.A.,1999) yaitu:
a.   Sifat stressor
Pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu tersebut.
b.   Jumlah stressor
Banyaknya stressor yang diterima individu dala waktu bersamaan.
c.   Lama stressor
Seberapa sering individu menerima stressor yang sama. Makin sering individu mengalami hal yang sama maka akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.
d.   Pengalaman masa lalu
Pengalaman individu yang lalu mempengaruhi individu menghadapi masalah.
e.   Tingkat perkembangan
Tiap individu tingkat perkembangannya berbeda
Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stress psikologis, yaitu:
a.   Frustasi
Hal ini timbul karena kegagalan dalam mencapai tujuan selain itu adanya aral melintang. Frustasi sendiri ada yang bersifat intrinsik dan frustasi ekstrinsik.
b.   Koflik
Hal ini dapat terjadi karena seseorang tidak mampu memilih antara dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan atau tujuan.
c.   Tekanan
Timbul karena adanya tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan ini dapat berasal dari individu dan luar individu.
d.   Krisis
Krisis adalah suatu keadaan yang terjadi secara mendadak. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya stress.
3.   Penggolongan Stress
Apabila ditinjau dari penyebab stress, menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), dapat digolongkan sebagai berikut:
a.   Stress fisik
Disebabkan oleh adanya suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang atau tersengat arus listrik.
b.   Stress kimiawi
Disebabkan oleh asam basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon atau gas.
c.   Stress mikrobiologik
Disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang dapat menimbulkan penyakit.
d.   Stress fisiologik
Disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
e.   Stress proses pertumbuhan dan perkembangan
Disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
f.    Stress psikis atau emosional
Disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya atau keagamaan.
Sedangkan menurut Brench Grand (2000), stress ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.   Penyebab makro
Menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti: kematian, perceraian, pensiun, luka batin dan kebangkrutan.
b.   Penyebab mikro
Menyangkut peristiwa kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti: pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan dan antri.
4.   Tahapan Stress
Menurut Dr.Robert J.Van Amberg (1979) sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dadang Hawari (2001), bahwa tahapan stress adalah sebagai berikut:
a.   Stress tahap pertama (paling ringan)
Stress yang disertai dengan perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki dan penglihatan menjadi tajam.
b.   Stress tahap kedua
Stress yang disertai keluhan, seperti bangun pagi badan tidak tersasa segar dan merasa letih, lekas capek pada saat menjelang sore hari, lambung atau perut tidak nyaman, jantung berdebar, otot tengkuk dan punggung menjadi tegang. Hal ini disebabkan karena cadangan tenaga yang tidak memadai.
c.   Stress tahap ketiga
Tahapan stress dengan keluhan, seperti defekasi yang tidak teratur, otot semakin tegang, emosional, imsomnia, mudah terjaga dan sulit untuk tidur kembali, bangun terlalu pagi, koordinasi tubuh terganggu dan mau jatuh pingsan.
d.   Stress tahap keempat
Tahapan stress dengan keluhan, seperti tidak mampu bekerja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan terlalu sulit dan menjenuhkan, kegiatan rutin terganggu dan gangguan pada pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta dapat menimbulkan ketakutan serta kecemasan.
e.   Stress tahap kelima
Tahapan stress yang disertai dengan kelelahan secara fisik dan mental, ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung dan panik.
f.    Stress tahap keenam
Tahapan stress dengan tanda-tanda seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar, dingin dan keluar banyak keringat.
5.   Reaksi Tubuh Terhadap Stress
Menurut Dadang Hawari (2001) bahwa dampak dari stress sendiri dapat mengenai hampir seluruh sistem tubuh, seperti hal-hal berikut:
a.   Perubahan pada warna rambut dari hitam menjadi kecoklat-coklatan, ubanan atau kerontokan.
b.   Gangguan pada penglihatan.
c.   Tinitus (pendengaran berdering).
d.   Daya mengingat, konsentrasi dan berpikir menurun.
e.   Wajah nampak tegang, serius, tidak santai, sulit senyum dan kerutan pada kulit dan wajah.
f.    Bibir dan mulut terasa kering dan tenggorokan terasa tercekik.
g.   Kulit menjadi dingin atau panas, banyak berkeringat, biduran dan gatal-gatal.
h.   Nafas terasa berata dan sesak.
i.    Jantung berdebar-debar, muka merah dan pucat.
j.    Lambung mual, kembung atau pedih.
k.   Sering berkemih.
l.    Otot sakit, seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang.
m.  Kadar gula meninggi.
n.   Libido menurun atau meningkat.
6.   Reaksi Psikologis Terhadap Stress
a.   Kecemasan
Respons yang paling umum merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan adalah emosi yang tidak menyenangkan dengan istilah kuatir, tegang, prihatin, takut seperti jantung berdebar-debar, keluar keringan dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
b.   Kemarahan dan agresi
Perasaan jengkel sebagai respons terhadap kecenasan yang dirasakan sebagai ancaman. Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi.
c.   Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih.
7.   Cara Mengedalikan Stress
Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam meyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai dan respons terhadap situasi yang menjadi ancaman bagi individu.
Cara yang dapat dilakukan adalah :
a.   Individu
1).  Kenali diri sendiri
2).  Turunkan kecemasan
3).  Tingkatkan harga diri
4).  Persiapan diri
5).  Pertahankan dan tingkatkan cara yang sudah baik.
b.   Dukungan sosial
1).  Pemberian dukungan terhadap peningkatan kemampuan kognitif.
2).  Ciptakan lingkungan keluarga yang sehat.
3).  Berikan bimbingan mental dan spiritual untuk individu tersebut dari keluarga.
4).  Berikan bimbingan khusus untuk individu.
Ada beberapa kiat untuk mengedalikan stress menurut Grand Brecht (2000), diantaranya sebagai berikut:
a.   Sikap, keyakinan dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional dan adaptif terhadap orang lain.
b.   Mengendalikan faktor penyebab stress dengan jalan:
1).  Kemampuan menyadari
2).  Kemampuan untuk menerima
3).  Kemampuan untuk menghadapi
4).  Kemampuan untuk bertindak
c.   Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan anda.
d.   Kembangkan sikap efisien
e.   Relaksasi
f.    Visualisasi
Selain kiat diatas ada beberapa teknik singkat untuk menghilangkan stress, misalnya melakukan pernafasan dalam, mandi santai dalam bak, tertawa, pijat, membaca, kecanduan positif (melakukan sesuatu yang disukai secara teratur), istirahat teratur dan mengobrol artau mungkin jalan-jalan liburan...


sumber :
http://ncanmucan.blogspot.com/2011/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://blogkputih.blogspot.com/2012/01/pengertian-stress-dan-general.html
http://coplouw.blogspot.com/2012/10/blog-post.html
http://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/stress-dan-adaptasi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar