Komunitas online
Berbicara tentang komunitas,ada baiknya kita mengetahui dulu
apa arti dari komunitas itu. Komunitas adalah kumpulan orang yang saling
berinteraksi diantara anggotanya berdasarkan adanya kesamaan. Komunitas
terbentuk bisa karena kesamaan asal daerah dari anggotanya(misal: Paguyuban
Madura,Komunitas Lampung,Komunitas Anak Medan), kesamaan nama(misal: Komunitas
Asep), kesamaan hobby(misal: Komunitas Mancing Mania,Komunitas Parkour),
kesamaan profesi(misal: Lawyer Club, Ikatan Akuntan Indonesia), kesamaan menggunakan
produk tertentu(misal : Komunitas Yamaha Club,Komunitas Honda Tiger), kesamaan
ngefans klub olahraga(misal : komunitas MU Mania,Jak Mania),kesamaan
menggunakan platform online tertentu(misal: Komunitas
Blogger,Tweeps,Facebooker).
Komunitas online merupakan komunitas yang mempunyai keunikan
tersendiri. Dibilang unik karena para anggota didalam sebuah komunitas online
bisa secara bersama-sama melakukan suatu aksi tanpa harus berkumpul di satu
tempat. Onliner New York,Denpasar,Palu,Jakarta,Seoul,Semarang,Surabaya,Bandung
yang bergabung dalam sebuah komunitas dapat melakukan satu aksi kampanye secara
berbarengan melalui internet (contoh: Kampanye anti Global Warming,kampanye
dukung Pulau Komodo,kampanye gemar membaca buku). Namun onliner juga
manusia,merasa tak afdol jika belum berinteraksi langsung secara fisik dengan
onliner lainnya. Terjadilah pertemuan para onliner di dunia nyata yang umumnya
dinamakan Kopdar.
Kopdar adalah suatu bentuk komunikasi nyata pelaku dunia maya dimana orang yang
ikut kopdar itu bisa saling berkenalan secara pribadi atau sharing ilmu dan
pengalaman. Tak bisa dipungkiri bahwa secara psikologis jika sesorang rutin
bertemu dan berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai kesamaan minat di
sebuah komunitas akan menimbulkan ikatan emosional tersendiri dihati orang
tersebut terhadap komunitasnya.
Polarisasi kelompok
Polarisasi kelompok adalah gejala
mengumpulya pendapat kelompok pada satu pandangan tertentu.
Efek polarisasi menyinggung pada
rata- rata score individu sebelum dan setelah diskusi kelompok. Anggota
kelompok paling ekstrem mungkin sekali, sudah menjadi lebih moderat setelah
diskusi itu. Tetapi pada rata- rata pertimbanagan atau pilihan sudah menjadi
yang lebih ektrem.
Fenomena polarisasi kelompok adalah
kecendrungan kelompok yang menyebabkan orang mengubah keputusan mereka, baik ke
arah yang lebih teliti, atau lebih mengandung resiko.
Faktor yang mengubah kelompok adalah
informasi yang di sampaikan selama diskusi kelompok tentang masalah.
Alternatif keputusan yang menerima
jumlah argumen yang paling besar adalah yang terpilih. Polarisasi kelompok
mengacu pada temuan bahwa setelah berpartisipasi dalam kelompok diskusi,
angoota cenderung mendukung posisi yang lebih eksrem dan atau panggilan untuk
kursus berisiko tindakan dari pada orang yang tidak berpartisispasi dalam
diskusi tersebut.
Kelompok kerja virtual
Kelompok kerja virtual adalah
sekelompok orang yang bekerja pada sebuah proyek yang umum melalui teknologi
seperti email, pesan instan, database bersama, diskusi threaded dan kalender.
Team kerja virtual
bisa sangat luwes dan terampil karena memang dipimpin oleh siapa saja yang
memiliki keahlian dan keterampilan yang paling diperlukan dalam penanganan
suatu proyek. Bukan oleh seseorang yang kebetulan menduduki jabatan manager
dalam perusahaan. Kelompok kerja khusus sekarang makin disukai oleh banyak
perusahaan. Ini dikarenakan kemampuan mereka dalam menggali kemampuan-kemampuan
yang sebelumnya tersembunyi dan menjadi muncul ke permukaan melalui acara-acara
bebas untuk berbincang dan bertukar informasi atau gagasan.
Sumber :
http://www.kompaskarier.com/2012/tips/rsimple/193/Kerja-Virtual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar