TEORI KEPRIBADIAN SEHAT ALLPORT
Teori Kepribadian yang sehat menurut allport
Allport pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan penuh harapan mengenai kemanusiaan.ia menolak pandangan psikoanalisis dan behaviorisme mengenai kemanusiaan karena di anggap terlalu dereministik dan mekanistik.ia yakin bahwa takdir dan karakter kita tidak di tentukan oleh motif tidak sadar yang berasal dari awal masa kanak-kanak,namun oleh pilihan yang disadari,yang kita buat di masa sekarang.kita bukanlah sesuatu yang bersifat otomatis,yang bereaksi secara sembarangan terhadap dorongan-dorongan dari sistem penghargaan dan hukuman.malah kita mampu berinteraksi dengan lingkungan kita dan membuatnya menjadi reaktif terhadap kita.kita tidak hanaya mencari cara untuk menurunkan tekanan,tetapi juga untuk mempertahakan tekanan-tekanan baru,kita menginginkan perubahan dan tantangan serta bersifat aktif,bertujuan dan fleksibel
Walaupun begitu,manusia tidak sepenuhnya bebas.allport(1961) mengadopsi pendekatan kebebasan-terbatas.ia sering mengkritik pandangan-pandangan adanya kebebasan absolute,namun ia juga menentang pandangan psikoanalisis dan behaviorisme yang di anggapnya menyangkal kebebasan memilih.posisi allport kira-kira di pertengahan kedua pandangan tersebut.walupun kebebasan memilih ada,beberapa orang lebih mampu membuat keputusan dari orang lain.orang yang sehat mempunyai lebih banyak kebebasan daripada anak kecil maupun orang dewasa yang sangat terganggu mentalnya.seseorang yang berintelegensi tinggi dan reflektif mempunyai kapasitas untuk bebas memilih daripada yang beritelegensi rendah dan tidak reflektif.
Walapun kebebasan di batasi,allport menyatakan bahwa hal tersebut masih dapat di perluas.semakin banyak wawasan mengenai diri-sendiri berkembang dalam diri seseorang,kebebasan untuk memilih dari orang tersebut akan lebih besar.semakin objektif seseorang,yaitu semakin banyak penutup mata (blindfolds) yang berasal dari perhatian diri dan egoisme yang di hilangkan derajat kebebasannya juga akan semakin besar.
Terakhir,menurut allport kebebasan kita dapat di perluas oleh cara kita memilih .apabila kita dengan keras kepala mengikuti suatu rangkaian tindakan yang tidak asing hanya karena terasa lebih nyaman,maka kebebasan kita tetap terbatas.sebaliknya,apabila kita mengadaptasi cara kita menyelesaikan masalah dengan pikiran terbuka,maka kita memperluas perspektif kita dan meningkatkan jumlah pilihan alternatif kita,yaitu kita memperluas pilihan kita untuk memilih.
Allport pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan penuh harapan mengenai kemanusiaan.ia menolak pandangan psikoanalisis dan behaviorisme mengenai kemanusiaan karena di anggap terlalu dereministik dan mekanistik.ia yakin bahwa takdir dan karakter kita tidak di tentukan oleh motif tidak sadar yang berasal dari awal masa kanak-kanak,namun oleh pilihan yang disadari,yang kita buat di masa sekarang.kita bukanlah sesuatu yang bersifat otomatis,yang bereaksi secara sembarangan terhadap dorongan-dorongan dari sistem penghargaan dan hukuman.malah kita mampu berinteraksi dengan lingkungan kita dan membuatnya menjadi reaktif terhadap kita.kita tidak hanaya mencari cara untuk menurunkan tekanan,tetapi juga untuk mempertahakan tekanan-tekanan baru,kita menginginkan perubahan dan tantangan serta bersifat aktif,bertujuan dan fleksibel
Walaupun begitu,manusia tidak sepenuhnya bebas.allport(1961) mengadopsi pendekatan kebebasan-terbatas.ia sering mengkritik pandangan-pandangan adanya kebebasan absolute,namun ia juga menentang pandangan psikoanalisis dan behaviorisme yang di anggapnya menyangkal kebebasan memilih.posisi allport kira-kira di pertengahan kedua pandangan tersebut.walupun kebebasan memilih ada,beberapa orang lebih mampu membuat keputusan dari orang lain.orang yang sehat mempunyai lebih banyak kebebasan daripada anak kecil maupun orang dewasa yang sangat terganggu mentalnya.seseorang yang berintelegensi tinggi dan reflektif mempunyai kapasitas untuk bebas memilih daripada yang beritelegensi rendah dan tidak reflektif.
Walapun kebebasan di batasi,allport menyatakan bahwa hal tersebut masih dapat di perluas.semakin banyak wawasan mengenai diri-sendiri berkembang dalam diri seseorang,kebebasan untuk memilih dari orang tersebut akan lebih besar.semakin objektif seseorang,yaitu semakin banyak penutup mata (blindfolds) yang berasal dari perhatian diri dan egoisme yang di hilangkan derajat kebebasannya juga akan semakin besar.
Terakhir,menurut allport kebebasan kita dapat di perluas oleh cara kita memilih .apabila kita dengan keras kepala mengikuti suatu rangkaian tindakan yang tidak asing hanya karena terasa lebih nyaman,maka kebebasan kita tetap terbatas.sebaliknya,apabila kita mengadaptasi cara kita menyelesaikan masalah dengan pikiran terbuka,maka kita memperluas perspektif kita dan meningkatkan jumlah pilihan alternatif kita,yaitu kita memperluas pilihan kita untuk memilih.
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan dan tidak melakukan riset jangka panjang yang mempelajari hubungan anak dengan orangtuanya. Namun ia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organism menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom, sosial dan secara keseluruhan semakin aktualisasi diri. Struktur self menjadi bagian terpisah dari medan fenomena dan semakin kompleks. Self berkembang secara utuh keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagiannya. Berkembangnya self diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap konruen dengan struktur self.
Contoh sederhana dapat dilihat sebagai berikut: seorang gadis kecil yang memiliki konsep diri bahwa ia seorang gadis yang baik, sangat dicintai oleh orangtuanya, dan yang terpesona dengan kereta api kemudian menungkapkan pada orang tuanya bahwa ia ingin menjadi insinyur mesin dan akhirnya menjadi kepala stasiun kereta api. Orang tua gadis tersebut sangat tradisional, bahkan tidak mengijikan ia untuk memilih pekerjaan yang diperutukan laki-laki. Hasilnya gadis kecil itu mengubah konsep dirinya. Dia memutuskan bahwa dia adalah gadis yang “tidak baik” karena tidak mau menuruti keinginan orang tuanya. Dia berfikir bahwa orang tuanya tidak menyukainya atau mungkin dia memutuskan bahwa dia tidak tertarik pada pekerjaan itu selamanya.
Beberapa pilihan sebelumnya akan mengubah realitas seorang anak karena ia tidak buruk dan orangtuanya sangat menyukai dia dan dia ingin menjadi insinyur. Self image dia akan keluar dari tahapan pengalaman aktualnya. Rogers berkata jika gadis tersebut menyangkal nilai-nilai kebenarannya dengan membuat pilihan yang ketiga – menyerah dari ketertarikannya – dan jika ia meneruskan sesuatu sebagai niali yang di tolak oleh orang lain, dirinya akan berakhir dengan melawan dirinya sendiri. Dia akan merasa seolah-olah dirinya tidak mengetahui dengan jelas siapa dirinya sendiri dan apa yang dia inginkan, maka ia akan berkepribadian keras, tidak nyaman,
Jika penolakan menjadi style, dan orang tidak menyadari ketidaksesuaian dalam dirinya maka kecemasan dan ancaman muncul akibat dari orang yang sangat sadar dengan ketidaksesuaian itu. Sedikit saja seseorang menyadari bahwa perbedaan antara pengalaman organismik dengan konsep diri yang tidak muncul ke kesadaran telah membuatnya merasakan kecemasan. Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan ketidaknyamanan atau ketegangan yang sebabnya tidak diketahui. Ketika orang semakin menyadari ketidaksesuaian antara pengalaman dengan persepsi dirinya, kecemasan berubah menjadi ancaman terhadap konsep diri yang sesuai. Kecemasan dan ancaman yang menjadi indikasi adanya ketidaksesuaian diri dengan pengalaman membuat orang berada dalam perasaan tegang yang tidak menyenangkan namun pada tingkat tertentu kecemasan dan ancaman itu dibutuhkan untuk mengembangkan diri memperoleh jiwa yang sehat.
HIERARKI DARI KEBUTUHAN
MANUSIA MENURUT MASLOW
Abraham Maslow dikenal
sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan
menerima dirinya. Salah satu hal menarik di awal karirnya adalah ketika melihat
beberapa kebutuhan lebih didahulukan dibanding yang lainnya. Sebagai contohnya,
ketika haus dan lapar, maka Anda akan terlebih dahulu mengatasi haus
dibandingkan lapar. Karena tanpa makanan kita dapat bertahan selama beberapa
minggu, tetapi tanpa minuman hanya beberapa hari saja. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kebutuhan akan minuman lebih kuat dibandingkan dengan makanan. Maslow
mengambil ide ini dan menciptakan apa yang saat ini dikenal dengan Hierarchy
of Needs.
Gambar 1. Maslow’s
Hierarchy of Human Needs
Maslow menggunakan
piramida (gambar 1) sebagai peraga untuk memvisualisasikan gagasannya mengenai
teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan
atau hierarki, mulai yang paling rendah (bersifat dasar) sampai yang paling
tinggi.
1.
The Physiological Needs
Kebutuhan
fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan sangat penting untuk
bertahan hidup. Diantaranya adalah kebutuhan udara, air, makanan, tidur, dll.
Maslow percaya bahwa kebutuhan fisiologis sangat penting dan naluriah di dalam
hierarki kebutuhan karena kebutuhan yang lain menjadi sekunder sampai kebutuhan
ini terpenuhi.
Kebutuhan
ini dinamakan juga basic needs yang jika tidak terpenuhi dalam keadaan
yang sangat ekstrim maka manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas
perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan
dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu.
2.
The Safety and Security Needs
Ketika
kebutuhan fisiologis telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan akan keamanan.
Diantaranya; physical security (aman dari kejahatan dan agresi), security
of employment (keselamatan kerja), security of revenues and resources (keamanan
sumber daya), moral and physiological security (keamanan fisiologis), familial
security (keamanan keluarga), security of health (keamanan
kesehatan), dan security of personal property against crime (keamanan
kekayaan pribadi dari kejahatan).
Karena
adanya kebutuhan inilah maka dibuat aturan, undang-undang, mengembangkan
kepercayaan, membuat sistem asuransi, pensiun, dan sebagainya. Sama halnya
dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan
banyak tidak terpenuhi maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa
terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah negatif.
3.
The Love and Belonging Needs
Manusia
biasanya membutuhkan rasa dimiliki dan diterima, apakah datang dari kelompok
sosial yang luas (kelompok, kantor, perkumpulan keagamaan, organisasi
profesional, tim olahraga, geng, dll.) atau koneksi sosial yang kecil
(anggota keluarga, pasangan, mentor, teman kuliah, sahabat karib). Mereka
membutuhkan untuk mencintai dan dicintai oleh yang lainnya. Tidak terpenuhinya
kebutuhan ini maka orang akan menjadi rentan merasa sendirian, gelisah, dan
depresi. Kekurangan rasa cinta dan dimiliki juga berhubungan dengan penyakit
fisik seperti penyakit hati.
4.
The Esteem Needs
Menurut
Maslow, semua manusia membutuhkan penghargaan, menghargai diri sendiri, dan
juga menghargai orang lain. Orang perlu melibatkan diri untuk mendapatkan
pengakuan dan mempunyai kegiatan atau kontribusi kepada orang lain dan juga
nilai diri, baik di dalam pekerjaan ataupun hobi.
Terdapat
dua tingkatan kebutuhan penghargaan/penghormatan. Tingkatan yang lebih rendah
terkait dengan unsur-unsur ketenaran, rasa hormat dan kemuliaan. Tingkatan yang
lebih tinggi mengikat pada konsep kepercayaan diri, kompetensi, dan prestasi.
Tingkatan yang lebih rendah umumnya dianggap miskin. Hal ini tergantung orang
lain atau seseorang membutuhkan diyakinkan karena harga diri yang lebih rendah.
Orang dengan harga diri yang rendah membutuhkan penghargaan dari orang lain.
Namun, keyakinan, kompetensi, dan prestasi hanya membutuhkan satu orang dan
orang lain tidaklah penting untuk kesuksesan sendiri.
Semua
empat tingkatan sebelumnya disebut deficit needs, atau D-needs.
Yaitu, jika Anda tidak memiliki cukup sesuatu (defisit) maka akan merasa perlu.
Tetapi jika Anda mendapatkan semua yang dibutuhkan maka tidak akan merasakan apa-apa.
Seperti halnya, “You don’t miss your water till your well runs dry!”
5.
Self Actualization Needs
Aktualisasi
diri adalah kebutuhan naluriah manusia untuk memanfaatkan kemampuan mereka yang
unik dan berusaha menjadi yang terbaik. Maslow menggambarkan aktualisasi diri
sebagai berikut:
Self
Actualization is the intrinsic growth of what is already in the organism, or
more accurately, of what the organism is. (Psychological
Review, 1949)
Selain
menggambarkan apa yang dimaksud dengan aktualisasi diri dalam teorinya, Maslow
juga mengidentifikasi beberapa karakteristik kunci dari aktualisasi diri
seseorang, antara lain:
§
Acceptance and Realism
Mempunyai
persepsi realistis dari diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungan di
sekitar mereka.
§
Problem-centering
Prihatin
dengan pemecahan masalah di luar diri mereka, termasuk membantu orang lain dan
mencari solusi terhadap permasalahan di lingkungan luar mereka. Orang-orang
seperti ini sering termotivasi oleh tangggung jawab pribadi dan etika.
§
Spontaneity
Spontan
dalam pikiran internal dan perilaku mereka keluar. Mereka dapat menyesuaikan
diri dengan aturan dan harapan sosial, cenderung terbuka dan tidak
konvensional.
§
Autonomy and Solitude
Karakteristik
lain dari aktualisasi diri seseorang adalah kebutuhan akan kebebasan dan
privasi.
§
Continued Freshness of Appreciation
Melihat
dunia dengan penghargaan, kekaguman yang berlangsung terus menerus. Bahkan,
pengalaman sederhana terus menjadi sumber inspirasi dan kesenangan.
§
Peak Experiences
Individu
yang mencapai aktualisasi diri sering memiliki apa yang dimaksud pengalaman
puncak Maslow, atau saat suka cita. Setelah semua pengalaman ini orang merasa
terinspirasi, diperkuat, diperbaharui atau ditransformasikan.
Untuk
tingkatan yang terakhir (kelima) ini sedikit berbeda. Maslow telah menggunakan
berbagai istilah untuk merujuk ke tingkat ini. Dia menyebutnya growth
motivation (berbeda dengan motivasi defisit), being needs
(atau B-needs, berbeda dengan D-needs), dan self-actualization
itu sendiri.
Maslow
percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik
dari arah aktualisasi diri adalah karena kendala di masyarakat. Maslow
menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh
menjadi orang yang mengaktualisasi dirinya sendiri. Sepuluh poin yang harusnya
menjadi acuan bagi pendidik adalah sebagai berikut:
§
Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin
mereka dan mendengar perasaan mereka.
§
Kita harus mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya mereka dan
menjadi warga negara dunia.
§
Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup, nasib atau
takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan karir dan pasangan yang
tepat.
§
Kita harus mengajarkan orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada sukacita yang
harus dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk melihat yang
baik dan gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak.
§
Kita harus menerima orang seperti dia dan membantu orang belajar sifat batin
mereka. Dari pengetahuan bakat dan keterbatasan, kita potensi apa yang
membangun.
§
Kita harus melihat kebutuhan dasar orang dipenuhi.
§
Mengajarkan orang untuk menghargai keindahan dan hal-hal baik lainnya di alam
dan dalam hidup.
§
Mengajarkan kontrol yang baik, dan meninggalkan yang buruk. Dibutuhkan kontrol
untuk meningkatkan kualitas hidup di semua daerah.
§
Mengajarkan untuk mengatasi masalah sederhana dan bergulat dengan masalah serius
dalam kehidupan.
§
Mengajarkan untuk menjadi pemilih yang baik.
Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang
yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan
pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif,
memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di
dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan
sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi produktif ,
yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan
orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan
penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan
menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap
umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons
intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan
peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan
apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan
itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara
hati.
Cinta yang produktif
adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat
mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif
merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita
tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab,
respek, dan pengetahuan.
Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong
oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif
dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah suatu
bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif;
kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa
suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang
“dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling
luhur.
Suara hati memiliki dua
tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati otoriter
adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin
tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari dalam
diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman kepribadian
sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang bertingkah
laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi
seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh
persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di
tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit,
maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup
dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
Ciri-ciri kepribadian yang sehat
Sebagai organisme yang hidup dan terus tumbuh, kita didorong untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan rasa lapar, haus, dan seks
yang mebdorong semua organisme. Selain kita fleksibel dalam memuaskan
kebutuhan-kebutuhan ini, kebutuhan-kebutuhan tersebut juga tidak berbeda antara
diri kita dan binatang-binatang yang lebih rendah dan tidak begitu penting
dalam mempengaruhi kepribadian manusia.
Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan
psikologis yang tidak memiliki oleh hewan-hewan yang lebih rendah atau
sederhana. Semua manusia itu sehat dan ada juga yang tidak sehat hal ini di
dorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut; perbedaanya terletak antara cara
bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini terpuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang yang sakit
memuaskan kebutuhan-kebutuhan dengan cara irasional.
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan
keamanan.
1. hubungan
manusia menyadari
hilangnya ikatan utama dengan alam dan dengan satu sama lainnya. Kita
mengetahui bahwa kita masing-masing terpisah sendirian dan tak berdaya. Sebagai
akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang-orang lain; kita
harus menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan
ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasaan kebutuhan
untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat penting untuk
kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan penyakit jiwa,
merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan dalam memuaskan
kebutuhan ini.
Dalam sistem
fromm, orang-orang yang tidak dapat mengamati dunia secara objektif, yang dapat
mengamatinya hanya menurut proses-proses batin, telah mengundurkan diri kedalam
diri mereka dan kehilangan seluruh kontak dengan kenyataan. Inilah definisi
tradisional tentang penyakit jiwa.
2. trasendensi
trasendensi
berhubungan erat dengan kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk
mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari
kodrat kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan,
manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk
yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan
menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia
mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai
suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.
3. berakar
hakikat dari
kondisi manusia seperti kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan
ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya,
jelas merupakan kondisi yang amat berat.
Cara yang ideal
ialah membangun suatu perasaan persaudaraan denag sesama umat manusia, suatu
perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat.
Perasaan solidaritas denagn orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan akan
berakar, untuk yang mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia luar.
Fromm
mengemukakan suatu cinta yang berfokus pada negaranya sendiri mengeluarkan
cinta untuk negara orang lain dan ini merupakan suatu bentuk pemujaan berhala,
bukan atas nama cinta.
4. perasaan identitas
manusia juga
membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu
identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaanya
tentang dia, siapa dan apa.
Cara yang sehat
untuk memenuhi kebutuhan ini ialah individualitas, proses seseorang menciptakan
suatu perasaan tertentu tentang identitas diri.
Orang-orang yang
mengalami individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti
lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk
oleh orang-orang lain.
5. kerangka orientasi
bersambung dengan
pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame of
reference atau konteks dengan mana seseorang menginterprestasikan semua
gejala dunia. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang
dunia yang memberikan kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan pengalaman.
Dasar yang ideal
untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang
untuk mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang dunia.
Terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara objektif,
untuk menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa
subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Kita telah membicarakan cara-cara yang sehat dan tidak sehat dari pemuasan
lima kebutuhan dalam teori Fromm. Teori ini telah memberikan kita suatu ide
tentang kodrat kepribadian yang sehat.
Dari uraian sederhana diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian sehat
adalah milik dari setiap individu, pada dasarnya manusia dilahirkan dalam
kondisi yang bahagia didalam keadaan menyakitkan sekalipun. Pribadi yang sehat
terdapat di setiap insan manusia yang mau menerima kekurangan dan kelebihan
dengan penuh bahagia serta menyadari arti kehidupan dengan penuh kebijaksanaan.
Maka dari itulah kepribadian yang sehat itu muncul.
Sumber :
Abraham Maslow. di Wikipedia bahasa Indonesia. diakses 30
April 2012. dari http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow
Abraham Maslow Hirarki Kebutuhan Model Motivasi.
(2009). diakses 30 April 2012. dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/abraham-maslow-hirarki-kebutuhan-model-motivasi/
Boeree, C. G. (2006). Abraham Maslow. diakses 30 April 2012. dari
http://webspace.ship.edu/cgboer/maslow.html
Hierarchy of Needs. (2010). diakses 30 April 2012. dari http://psychology.about.com/od/theoriesofpersonality/a/hierarchyneeds.htm
Maslow’s Hierarchy of Needs Theory. di psychology
Wikia. diakses 30 Aprril 2012. dari http://psychology.wikia.com/wiki/Maslow%27s_hierarchy_of_needs
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.
(2010). diakses 30 April 2012. dari http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/
Schultz, D. 1991.
Psikologi Pertumbuhan. Kanisius. Yogyakarta.
Hall S, C .,&
Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta.
feist.J,feist.G.J.(2010).teori
kepribadian. Jakarta: salemba humanika