System periodik
MACAM-MACAM
SISTEM PERIODIK
1.
|
TRIADE
DOBEREINER DAN HUKUM OKTAF NEWLANDS
TRIADE
DOBEREINER
Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom.
HUKUM
OKTAF NEWLANDS
Apabila unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom, maka unsur kesembilan mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesepuluh mirip dengan unsur kedua dan seterusnya. Karena setelah unsur kedelapan sifat-sifatnya selalu terulang, maka dinamakan hukum Oktaf. (+8) Contoh: Li (nomor atom 3) akan mirip sifatnya dengan Na (nomor atom 11) 3 ® 11 |
|||||||||||||||||||||
2.
|
SISTEM
PERIODIK MENDELEYEV
|
|||||||||||||||||||||
3.
|
SISTEM PERIODIK
BENTUK PANJANG
Sistem ini merupakan penyempurnaan dari gagasan Mendeleyev, disusun berdasarkan nomor atomnya. Sistem ini terdiri dari dua deret, deret horisontal disebut periodik dan deret vertikal disebut golongan. |
|||||||||||||||||||||
4.
|
SISTEM PERIODIK DAN
HUBUNGANNYA DENGAN KONFIGURASI ELEKTRON
|
Energi Kimia
Energi
yang keluar sebagai hasil interaksi elektron di mana dua atau lebih atom/molekul
berkombinasi sehingga menghasilkan senyawa kimia yang stabil. Energi kimia
hanya dapat terjadi dalam bentuk energi tersimpan. Bila energi dilepas dalam
suatu reaksi maka reaksinya disebut reaksi eksotermis yang dinyatakan dalam kJ,
BTU, atau kkal. Bila dalam reaksi kimia energinya terserap maka disebut dengan
reaksi endotermis. Sumber energi bahan bakar yang sangat penting bagi manusia
adalah reaksi kimia eksotermis yang pada umumnya disebut reaksi pembakaran.
Reaksi pembakaran melibatkan oksidasi dari bahan bakar fosil.
Cabang-cabang fisika
- Akustika
- Agrofisika
- Astrofisika
- Fisika atmosfer
- Fisika atomik, molekul, dan optik
- Biofisika
- Fisika medis
- Neurofisika
- Fisika kimia
- Fisika benda terkondensasi
- Ekonofisika
- Elektromagnetisme
- Geofisika
- Mekanika
- Fisika nuklir
- Fisika polimer
- Optika
- Fisika partikel
- Teori medan kuantum
- Relativitas
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Templat:Cabang-fisika)
PENGUKURAN BESARAN&DIMENSI
Dalam ilmu fisika pengukuran dapat
dilakukan pada sesuatu yang terdifinisi dengan jelas.
misalnya : pengukuran panjang, massa, temperatur, dll.
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Pengukuran Langsung
Dengan sesuatu alat ukur langsung memberikan hasil pengukuran
contoh : pengukuran lebar meja
2. Pengukuran tak langsung :
Dengan suatu cara dan perhitungan pengukuran ini barulah memberikan hasilnya.
contoh : pengukuran benda-benda kuno.
misalnya : pengukuran panjang, massa, temperatur, dll.
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Pengukuran Langsung
Dengan sesuatu alat ukur langsung memberikan hasil pengukuran
contoh : pengukuran lebar meja
2. Pengukuran tak langsung :
Dengan suatu cara dan perhitungan pengukuran ini barulah memberikan hasilnya.
contoh : pengukuran benda-benda kuno.
Pola-pola (rumus-rumus) matematika yang diburu oleh para
fisikawan sebagai model bagi keteraturan alam menghubungkan satu besaran fisika
dengan besaran fisika yang lain. Pola-pola
matematika yang dimaksud biasanya berupa persamaan-persamaan. Oleh karena itu
besaran-besaran fisis memainkan peran yang sangat penting dalam ilmu fisika.
Besaran adalah sesuatu yang diukur. Jadi, besaran erat kaitannya dengan
pengukuran. Sedang pengukuran besaran-besaran fisika merupakan bagian
terpenting dalam ilmu fisika. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran
dengan satuan.
Dimensi menyatakan sifat fisis dari
suatu besaran . Atau dengan kata lain dimensi merupakan simbul dari besaran
pokok, seperti terlihat dalam tabel 1. Dimensi dapat dipakai untuk mengecek
rumus – rumus fisika. Rumus fisika yang benar harus mempunyai dimensi yang sama
pada kedua ruas .
Didalam suatu pengukuran ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu mendapatkan angka yang terlalu kecil atau angka yang terlalu besar jika dipakai satuan diatas.
Untuk menyederhanakan permasalahan tersebut maka dalam pertemuan pada tahun 1960-1975 komite international di atas menetapkan awalan pada satuan-satuan tersebut.
Didalam suatu pengukuran ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu mendapatkan angka yang terlalu kecil atau angka yang terlalu besar jika dipakai satuan diatas.
Untuk menyederhanakan permasalahan tersebut maka dalam pertemuan pada tahun 1960-1975 komite international di atas menetapkan awalan pada satuan-satuan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar