Bumi tempat kehidupan segenap makluk
hidup termasuk didalamnya manusia, telah berumur amat sangat tua. Lebih kurang 4,6
milyar (4.600.000.000) tahun lalu, melalui proses kondensasi nebula (pemadatan
kabut), lahirlah tat surya dimana matahari sebagai pusatnya dan bumi beserta
planet-planet lainnya sebagai anggota mengitarinya. Pada awal pembentukannya,
bumi masih berupa sebuah bola apiyang seluruh permukaannya diselimuti lautan
api yang kita kenal sebagai magma.
Pada kurun 4,6 milyar-3,8 milyar tahun lalu, dapat dikatakan
sebagai awal persiapan bumi sebelum dihuni oleh makluk hidup, karena pada kurun
tersebut secara bertahap bumi mengalami berbagai proses dalam rangka
pembentukan lapisan kulit bumi (lithosfer), lapisan air (hidrosfer) dan lapisan
udara (atmosfer). Barulah pada sekitar 3,5 milyar tahun lalu, kondisi bumi
telah siap menerima kehidupan. Sejarah kehidupan di bumi diawali dengan
kemunculan mikroorganisme bersel tunggal yang sangat premitif dari dalam
samudra yaitu sejenis bakteri dan ganggang.
Kemudian 1 milyar tahun lalu, mulai muncul organisme bersel
banyak (eukaryotes dan prokaryotes) yang terus mengalami perkembangan dari masa
ke masa. Selanjutnya kehidupan yang lebih kompleks dan nyata mulai mulai
berkembang sejak kira-kira 600 juta tahun lalu. Perkembangan tumbuhan dimulai
dari pteridophyta (tumbuhan paku), gimnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan
terakhir angiospermae (tumbuhan buji tertutup). Sedangkan perkembangan hewan
dimulai dari dari invertebrate (hewan tidak bertulang belakang) yang disusul
oleh hewn vertebrata (hewan bertulang belakang) mulai dari ikan, amfibia,
reptilia, burung dan terakhir mamalia sedangkan yang paling akhir muncul
dipermukaan bumi adalah manusia http://mugosukses.blogspot.com/2012/04/perkembanga-bumi-dan-kehidupan.html#ixzz1s2MP01jN
TEORI ABIOGENESIS
Tokoh teori
Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof dan
tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa
makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati.
Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan
menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut
merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles
berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Bagaimana
cara terbentuknya makhluk tersebut? Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk
hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham
atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae.
Jadi, kalau pengertian
abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka pendapat paham
tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda
mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya :
a. Ikan dan katak berasal dari Lumpur.
b. Cacing berasal dari tanah, dan
c. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Paham
abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (Ratusan
Tahun Sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17. Pada pertengahan abad
ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat
digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada
setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil
pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
TEORI BIOGENESIS
Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua
orang membenarkan paham abiogenesis. Orang -orang yang ragu terhadap kebenaran
paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah
tentang awal mula kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan
Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro
Spallanzani (Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895).
Berdasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis /
generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Reproduksi Seksual (Generatif)
Reproduksi
biologis atau reproduksi seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks
secara rutin dimana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara
dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap
individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh
pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan
aseksual.
Dalam reproduksi
aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu
lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah
contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak
dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki
kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang
berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual.
Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual,
sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi
secara aseksual.
Pada
reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua
individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi
genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.
Pada organisme tingkat
tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan gamet
betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari
bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut
heterogamet. Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa
singami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan
sperma dengan sel telur.
Pada organiseme sederhana tidak
dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut
isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
Reproduksi Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi
Vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya
peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi Vegetatif bisa terjadi
secara alami maupun buatan.
Vegetatif Alami
Vegetatif
Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti
manusia.
Vegetatif Buatan
Vegetatif Buatan
adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena bantuan pihak lain seperti
manusia.
http://duniabaca.com/teori-teori-awal-mula-kehidupan-di-dunia.html
http://5il4o8.wordpress.com/2009/01/23/reproduksi-seksual-aseksual/
GEOGRAFI
KEHIDUPAN
setiap daerah di dunia memiliki
makhluk yang berbeda-beda, tapi terkadang dapat kita temukan flora dan fauna
yang sama di berbagai wilayah yang berbeda. Hal ini terjadi karena adanya
beberapa faktor yang menyebabkan tersebarnya flora dan fauna tersebut.
BIOTIK - faktor-faktor makhluk hidup
1. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia tentu berpengaruh dalam persebaran makhluk hidup.
Contohnya, semakin banyak manusia yang menebang pohon, tentu semakin sedikit
pohon-pohon yang ada. Jika manusia terus menerus berburu, tentu hewan-hewan
semakin punah. Maka dari itu kesadaran dan aktivitas manusia tentu berperan
sangat penting dalam persebaran makhluk hidup.
2. Flora dan Fauna
Faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora.
Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu
dalam penyebaran biji tumbuhan.
Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah
yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga
mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis
tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat
menyuburkkan tanah.
ABIOTIK - faktor-faktor fisik
1. Iklim
Iklim
adalah rata - rata dari pergantian atau keadaan Cuaca dalam wilayah yang luas
dan jangka waktu yang lama (perhitungan jangka waktu ± 30 tahun). Terjadinya
iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi
bumi berdasar letak lintang dan ketinggian suatu tempat (Keadaan ini
menyebabkan suhu udara di wilayah lintang rendah atau wilayah khatulistiwa
lebih panas dibanding wilayah lintang tinggi atau wilayah kutub).
2. Kelembapan Udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada
tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada
yang dapat hidup di daerah yang sangat basah. Berdasarkan tingkat kelembaban
lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Xerophyta (Xerofit) - tumbuhan yang mampu beradaptasi
di daerah yang kering sekalipun, misalnya kaktus.
- Mesophyta (Mesofit) - tumbuhan yang dapat hidup di
tanah yang lembab, misalnya padi.
- Tropophyta (Tropofit) - tumbuhan yang di dalam
kehidupannya membutuhkan banyak air, misalnya teratai dan eceng gondok.
3. Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan
hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang
ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan
minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi
tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan
letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya
sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi
hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
4. Jenis Tanah
Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik,
kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.
Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas
sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan
tertentu. (Contoh: klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, tanah akan
diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman
perkebunan tersebut seperti drainase tanah, lereng, tekstur tanah dan lainnya).
5. Air
Perairan bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan.
Makhluk-makhluk pertama di dunia berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup
di dalam air, selain itu, mamalia seperti lumba-lumba dan ikan paus juga hidup
di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di
dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal
dan lautan. Tumbuhan seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan
ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para
ikan.
EVOLUSI MANUSIA
Semua makhluk hidup berasal dari
mahkluk hidup sebelumnya yang dapat muncul dengan variasi baru sehingga
menyebabkan terjadinya keanekaragaman makhluk hidup. Adanya variasi-variasi
tersebut dapat menyebabkan spesies baru. Peristiwa ini dikenal dengan istilah
evolusi. Jadi, evolusi adalah proses kompleks pewarisan sifat organisme
yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun.
Teori tentang evolusi merupakan
teori yang tetap hangat dipertentangkan sampai saat ini. Banyak tokoh yang
berpendapat tentang hal ini, tetapi belum ada satu teori yang dapat menjawab
semua fakta dan kejadian tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Beberapa
teori dari para ahli yang menjadi dasar dari teori evolusi, di antaranya
sebagai berikut.
1. teori evolusi Aristoteles
(384-322 SM). Aristoteles adalah seorang
filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan
bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika
alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk
yang lebih kompleks.
2. teori evolusi Anaximander (500
SM0. Anaximander juga merupakan seorang filosof yang
berasal dari Yunani. Ia berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik
mirip ikan dan mengalami proses evolusi.